Usai dilantik, pasangan Jokowi-Ahok berjalan menuju podium di halaman gedung DPRD, untuk menemui ribuan pendukungnya yang sudah sejak pagi menunggu. Massa merangsek ingin mendekat dan bersalaman, atau hanya sekedar ingin melihat sosok idolanya dari dekat. Suasanapun menjadi sangat riuh dan gemuruh. Teriakan “Hidup Jokowi-Ahok” bersahutan seperti sebuah orkestra. Di atas panggung, Jokowi yang ditemani Ahok, nampak membungkuk memberikan salam hormat kepada rakyatnya.“ Bapak Ibu dan saudara saudara sekalian, Saya tidak bisa memberikan apa apa kecuali mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada bapak ibu skalian” kata Jokowi memulai pidatonya. Sambutan massa makin bergemuruh. Bahkan nampak seorang lelaki berlari menuju podium, sambil membawa sebuah buku. Ia ingin sekali memberikan buku itu kepada Jokowi. Di sudut lain, nampak seorang ibu mengacungkan setangkai bunga, seolah ingin memberikan kepada Jokowi sebagai tanda simpati dan dukungan. Sementara itu di bawah sebuah pohon, wajah seorang pria muda berdasi, nampak memerah menahan tangis, melihat sosok pemimpin yang begitu dekat dengan rakyatnya.
Saya sungguh sangat terharu menyaksikan betapa rakyat menyambut Jokowi, sang pemimpin baru Ibukota Jakarta. Mereka seperti menyambut pulang sang pahlawan perang. Pahlawan yang telah membebaskannya dari segala penderitaan dan penjajahan. Pahlawan yang dengan heroik telah menaklukan kekejaman. Padahal Jokowi baru saja akan memulai sebuah perjalanan panjang. Sebuah perjuangan untuk membebaskan rakyat dari kemsikinan, penggusuran, penindasan, kemacetan yang menjengkelkan, atau banjir yang selalu merepotkan, tawuran dan beribu masalah yang mendera Ibukota selama bertahun tahun bahkan puluhan tahun.
Jadi, kebahagiaan di wajah ribuan bahkan jutaan rakyat Ibukota, tak lain adalah sebuah harapan. Harapan dari rakyat yang telah berpuluh tahun dilupakan pemimpinnya. Yang telah lama dijajah dan ditindas justru oleh orang orang yang telah mereka beri amanah. Sudah lama rakyat teramat jauh dengan para pemimpinnya. Mudah mudahan Jokowi menjadi contoh dari ratusan atau bahkan ribuan pemimpin di negeri ini, yang dielu-elukan rakyat karena sebuah harapan dan kesederahaan. Pemimpin yang mengerti hati dan keinginan rakyat, serta seorang pemimpin yang memegang teguh amanah, bukan pemimpin yang hanya pandai menebar janji kosong, dan kemudian melupakannya. Mudah2an Jokowi adalah sosok ratu adil yang dikirim sang penguasa alam, untuk membebaskan rakyat Ibukota dari penderitaan.
Beberapa jam sebelum pelantikan Jokowi, dosen saya di Salemba School, seorang profesor politik yang kini bergabung dengan sebuah partai politik baru, mengirim pesan pendak. Kami berbincang tentang perkembangan dan situasi politik saat ini. Di akhir obrolan, saya menyampaikan saran kepada sang profesor.“ Menurut saya partai anda sangat berpeluang mengisi ruang politik yang kosong Prof, kuncinya Back to Basic, pahami hati rakyat dan dengarkan keluhan mereka. Mudah2an partai anda bisa menjadi rumah rakyat yang sejati, dan fenomena Jokowi saya pikir menjadi laboratorium politik yang amat berharga”. Lewat obrolan itu saya ingin menyampaikan kepada sang profesor, yang kini terjun ke dunia politik praktis, bahwa politik yang sejati dan luhur adalah politik yang membela dan berorientasi kepada rakyat. Partai politik masa depan adalah partai yang bisa membuat rumah yang aman, dan nyaman bagi rakyat. Bukan mengeksploitasi, menindas atau bahkan memeras dan membohongi rakyat !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar