Tapi jangan salah. Sosok Hector tidaklah bengis dan
menakutkan seperti wajah para kriminal Amerika latin yang sering kita lihat di televisi atau di film
film. Hector bukan Luis Enrique Calle,
gembong narkoba Kolombia yang menjadi salah satu pemasok
kokain utama di dunia, atau Ivan Velazquez ,
bajingan bengis tokoh kartel Meksiko
yang bisa ketawa sambil membunuh orang orang yang tidak disukainya. Hector adalah laki laki tua berkacamata yang
santun. Tutur katanya lembut, jauh dari kesan angker. Tapi kejahatannya
sangat dikenal luas, dan menghidupi ribuan kriminal di Buenos Aires. Hector adalah otak dibalik bisnis uang palsu
jutaan dolar Amerika, yang memiliki jaringan teramat luas, dari supir taxi,
pejabat bank, bahkan hingga oknum polisi.
Kisah Hector terkuak dalam laporan investigasi
Conor Woodman, dengan judul Scam City Buenos Aires, di salah satu
stasiun televisi manca negara. Woodman, sang jurnalis investigator, penasaran
mendengar aksi kejahatan di negeri Lionell Messi yang sangat dikenal luas itu. Argentina
adalah salah satu negara tujuan wisata di Amerika Latin. Namun rekor
kejahatannya, juga dikenal luas hingga ke berbagai benua. Liputan Scam City merekam dengan sangat
jelas, jejak kriminal jalanan di Buenos
Aires.
Saat pertamakali mendarat di kota itu, Woodman telah menjadi korban kejahatan. Tak
disangka, dia ditipu supir taxi yang memberi uang kembalian dengan Peso (mata
uang Argentina) palsu. Awalnya ia tak menyadari telah menjadi korban
penipuan. Woodman baru sadar ketika
uangnya akan dibelikan sesuatu, sang pedagang mengatakan “ it’s not real money”. Kaget
bukan kepalang, Woodman pun memulai petualangannya melakukan investigasi. Ia terus mencari informasi dari sumber sumber
terpercaya. Dari pedagang asongan, hingga mantan anggota polisi.
Setelah mendapatkan cukup bukti dan informasi, Woodman
mulai melakukan petualangan yang penuh resiko itu. Ia dan seorang rekan jurnalis perempuan kembali menumpang taxi. Menurut informasi yang dia dapat, hampir
seluruh supir taxi di kota ini adalah penipu. Mereka selalu membawa uang palsu.
Nah berbekal pengalaman dan informasi,
Woodman memfoto uang yang akan
digunakan untuk membayar taxi. Tujuannya agar mengetahui nomor seri uang asli
yang dibawanya. Benar saja, setelah
menerima ongkos, sang
supir taxi dengan gaya sim salabim menukar uang dari Woodman dengan uang palsu yang diambil dari balik sakunya. Dengan gaya meyakinkan ia menghardik Woodman dengan mengatakan “ Ini
uang palsu”. Digertak, Woodman tetap tenang, karena ia telah memasang kamera kancing dibajunya, sementara temannya yang duduk di bangku belakang menggunakan
kamera yang dipasang di dompet wanita.
Ketika terjadi argumen yang amat alot, Woodman akhirnya mengeluarkan jurus saktinya. “ Anda jangan
berbohong, kami telah memotret nomor seri uang kami. Coba keluarkan semua uang yang anda punya ! gertak sang
jurnalis. Dengan gaya meyakinkan, Woodman balik mengancam. Saya tidak perlu memanggil polisi, asal anda
jujur. Luar biasa.... sang supir taxi
penipu itu akhirnya bertekuk lutut dan mau buka suara.
Petualangan kedua, Woodman menginvestigasi gerombolan pencopet yang
gentayangan di setiap sudut keramaian kota. Ia memasang sejumlah kamera di
tempat keramaian. Setelah di-preview,
terlihat jelas banyak turis asing menjadi korban pencopetan. Dan yang lebih mengejutkan, banyak anggota komplotan pencopet profesional
adalah perempuan. Modusnya hampir sama dengan pencopet di Tanah
Abang atau di Blok M. Sejumlah orang
mengganggu konsentrasi korban, dan pelaku lain dengan cepat mengambil dompet
dari saku celana.
Nah terakhir, investigasi
beralih ke dunia remang remang. Informasi dari mantan anggota polisi, di Buenos
Aires para turis harus ekstra hati hati jika ingin berhubungan dengan pekerja seks komersial. Di
kota ini ada jenis kejahatan yang dikenal dengan nama black
widow, yaitu perempuan cantik yang mencari mangsa turis kaya, dengan kedok
menawarkan jasa esek esek. Modusnya, wanita itu akan memasukkan obat ke dalam
minuman korban, saat akan berkencan di kamar hotel. Nah setelah korbannya tak sadarkan diri, perempuan itu mengambil
seluruh hartanya, dari dompet, telepon genggam,
dan barang barang berharga lain. Woodman
berhasil menangkap basah pelaku black
widow, karena di kamar hotelnya sudah dipasang beberapa camera tersembunyi.
Sehingga aksi sang black widow terekam
dengan jelas. Sehingga pelaku tak bisa berkutik.
Nah terus bagaiman kisah si Hector bisa terungkap ? setelah melakukan
investigasi, Conor Woodman jurnalis
kelahiran Inggris tahun 1974 itu mendapat banyak informasi, tentang bisnis uang
palsu. Korbannya adalah para turis asing. Para pelaku memiliki
jaringan yang sangat rapi, dan luas.
Mereka menjual Peso palsu melalui
supir taxi, pedagang pinggir jalan, kantor bank bahkan anggota polisi. Namun dalang di balik bisnis haram itu adalah tokoh
yang selalu disebut oleh kalangan mereka sebagai “sang aktor”. Rupanya sepak
terjang sang jurnalis investigator di kota Buenos Aires tercium “sang aktor”,
yang tak lain adalah Hector. Ketika Woodman tengah mencari banyak informasi siapa
sebenarnya “sang aktor”, Hector justru menyuruh anak buahnya untuk menjemput Woodman . Hector bersedia
diwawancara. Yang lebih mengejutkan Woodman, ternyata Hector mau menerima
wawancara di rumahnya, tanpa senjata, tanpa pengawalan dan tanpa intimidasi. Wawancara
berlangsung dengan santai, jauh dari yang dibayangkan Woodman.
Namun yang lebih
menakjubkan, setelah program Scam City ditayangkan,
polisi Argentina kebakaran jenggot dan melakukan razia besar besaran di kota
itu. Hector akhirnya ditangkap dan
dijebloskan ke penjara. Luar biasa.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar