Selasa, 08 Mei 2012

Joke

TES KESEHATAN

Peristiwa ini terjadi 15 tahun lalu, tapi selalu saja saya ketawa sendiri jika teringat kekonyoloan itu. Saat itu, kita tengah menjalani tes untuk masuk sebagai jurnalis di sebuah rumah produksi milik Kompas Gramedia, yang memproduksi program berita di salah satu televisi swasta nasional. Setelah melalui berbagai tahapan tes yang menegangkan, selama beberapa minggu, tibalah sesi akhir yaitu tes kesehatan. Kebetulan jadwal saya untuk tes kesehatan berbarengan dengan seorang teman, yang melamar sebagai kameraman. Namanya Sanusi. Orangnya kocak, dan ngomongnya nyablak. Kepala dan rahangnya besar, kayaknya Sanusi anak betawi asli.

Kebetulan tes kesehatan saat itu adalah pemeriksaan urine ( kencing ) dan feses 
(tinja) di laboratorium salah satu rumah sakit swasta terkenal di Jakarta. Setelah menyerahkan urine dan feses kepada petugas laboratorium, kami berdua ngobrol di ruang tunggu, sambil basa basi menanyakan berbagai hal pribadi. Saat itu kami tentu bahagia, karena hampir 90 persen pasti diterima kerja, karena setelah lulus tes kesehatan, kami tinggal wawancara terakhir soal gaji.

Saat kami asyik ngobrol, tiba tiba seorang perempuan petugas lab keluar sambil tersenyum malu dan memanggil nama Sanusi. Petugas itu kemudian menyerahkan kembali tas kresek kepada sanusi sambil berkata “ Mas ininya sedikit aja, jangan utuh” Hahahahah ….ternyata Sanusi menyerahkan feses masih utuh sebesar buah pisang, kepada petugas laboratorium.....padahal yang dibutuhkan cuma sample. Pantesan petugas lab nya geli campur jijik…..Wakakakakk

Senin, 07 Mei 2012

Selamat Datang

Anyer 2012

Blog ini dibuat untuk tempat diskusi terbuka  bagi siapa saja, mengenai dunia broadcast terutama televisi, jurnalistik, dan isu isu aktual yang tengah menjadi pembicaraan publik. Saya juga ingin mengajak anda untuk menganalisis persoalan persoalan yang menyangkut kepentingan umum, dan memberikan sumbangan pemikiran secara konstruktif, meskipun dengan cara berbeda beda.              

Industri televisi saat ini terus berkembang, dan selalu mencari bentuk baru.  Banyak persoalan mendasar yang selalau muncul di industri ini, bukan saja menyangkut legal formal yang dibuat pemerintah,  DPR, KPI atau lembaga lain, namun juga menyangkut persoalan produksi, distribusi,  konsumsi, teknologi dan media konvergensi yang menyertainya.

Sementara itu, banyak sekali persoalan yang kita hadapi  sehari hari, yang memerlukan penanganan cepat dan konkrit karena menyangkut hajat hidup orang banyak.  Namun rasanya tidak ditangani secara serius. Jika kita lihat secara sederhana, persoalannya selalu berujung pada lemahnya pengelolaan dan manajemen, entah itu di tingkat pemerintahan, sipil maupun  di lingkungan sosial kita. Sebagai contoh adalah kemacetan. Berdasarkan pengamatan saya, kemacetan yang terjadi di Jakarta hampir, bukanlah semata mata karena  volume kendaraan yang semakin hari bertambah sangat tidak proporsional dengan kapasitas jalan. Saya haqqul yakin, kemacetan tidak separah yang kita alami, jika diatur dengan baik. Coba anda perhatikan dengan seksama, apakah ada polisi atau aparat lain  yang berjaga,  ketika terjadi kemacetan bebal yang menjengkelkan di setiap ruas jalan yang kita lalui ? Pasti kita akan menemukan penyebabnya karena angkutan umum yang ngetem sembarangan,  putaran arah yang tidak diatur, pengguna jalan yang saling serobot, atau lampu lalu lintas yang mati dan tidak diurus. Saya merasa, pemerintah tidak hadir ketika  masyarakat membutuhkan rasa aman dan  nyaman hidup di Ibukota. Yang muncul justru aksi bar bar yang menganut hukum rimba.

Selain itu banyak persoalan sosial, politik, budaya dan lain lain yang rasanya tidak ditangani dengan proporsional berdasarkan akal sehat. Karena itu mari kita berbagi ............

Salam
  
Widayat S. Noeswa